Kamis, 19 Agustus 2010

KESEIMBANGAN IQ, EQ DAN SQ DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Pendahuluan 

Dalam rentang waktu dan sejarah yang panjang, manusia pernah 

sangat  mengagungkan  kemampuan  otak  dan  daya  nalar  (IQ). 

Kemampuan berfikir dianggap sebagai primadona. Potensi diri yang lain 

dimarginalkan.  Pola  pikir  dan  cara  pandang  yang  demikian  telah 

melahirkan  manusia  terdidik  dengan  otak  yang  cerdas  tetapi  sikap., 

perilaku  dan    pola  hidup  sangat  kontras  dengan  kemampuan 

intelektualnya.  Banyak  orang  yang  cerdas secara akademik tetapi gagal 

dalam  pekerjaan  dan  kehidupan  sosialnya.  Mereka  memiliki  kepribadian 

yang  terbelah  (split  personality).  Di  mana  tidak  terjadi  integrasi  antara 

otak dan hati. Kondisi tersebut pada gilirannya menimbulkan krisis multi 

dimensi yang sangat memprihatinkan. 

Fenomena  tersebut  telah  menyadarkan  para  pakar  bahwa 

kesuksesan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kemampuan otak dan 

daya  pikir  semata,  malah  lebih  banyak  ditentukan  oleh  kecerdasan 

emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). Tentunya ada yang salah 

dalam pola pembangunan SDM selama ini, yakni terlalu mengedepankan 

IQ,  dengan  mengabaikan  EQ  dan  SQ.  Oleh  karena  itu  kondisi  demikian 

sudah  waktunya  diakhiri,  di  mana  pendidikan  harus  diterapkan  secara 

seimbang,  dengan  memperhatikan  dan  memberi  penekanan  yang  sama 

kepada IQ, EQ dan SQ. 

Pertanyaan  yang  muncul  kemudian  adalah,  bagaimana  konsep 

Islam  tentang  keseimbangan  IQ,  EQ  dan  SQ.  Apakah  Islam  juga 

mengutamakan  IQ  semata  atau  sebaliknya  memberi  penekanan  yang 

sama terhadap ketiga potensi tersebut. Makalah sederhana ini mencoba 

mendeskripsikan konsep Islam tentang keseimbangan IQ , EQ dan SQ. 

Ajaran Islam Tentang IQ, EQ dan SO 

Selaku  orang  yang  beriman,  tidak  perlu  ada  keraguan  betapakembali. 

2.  Firman-Nya dalam ar-Ra'du 4 mengajak manusia untuk merenungkan 

betapa  variatifnya  bentuk,  rasa  dan  warna  tumbuh-tumbuhan  dan 

buah-buahan, padahal berasal dari tanah yang sama. 

3.  Firman-Nya dalam an-Nahlu 12 mengimbau orang yang berfikir untuk 

memikirkan pergantian malam dengan siang dan perjalanan planet-

planet yang kesemuanya itu bergerak dengan aturan Allah. 

4.  Firman-Nya  dalam  ar-Rum  24  mengajak  manusia  untuk  memikirkan 

proses turunnya hujan dan manfaat air hujan bagi kehidupan di muka 

bumi. 

5.  Teori  "Big  Bang"  disebut  al-Qur'an  dalam  al-Anbiyaa':30,  teori 

"Nebula"  (1   C':  milyar  galaksi)  dalam  ar-Rahman  :38,  thawaf  alam 

semesta dalam al-Israa:44, dan "Black Hole"dengan gravitasinya yang 

sangat kuat, menjangkar dan menarik seluruh planet agar tetap pada 

orbitnya , dalam Yasin 38-40, dan sebagainya. 

Kecerdasan  emosional  adalah  kemampuan  merasakan, 

memahami  dan  secara  efektif  menerapkan  daya  dan  kepekaan  emosi 

sebagai  sumber  energi,  informasi  koneksi  dan  pengaruh  yang 

manusiawi.2  Dapat dikatakan bahwa EQ adalah kemampuan mendengar 

suara hati sebagai sumber inform asi. Untuk pemilik EQ yang baik , baginya 

infomasi  tidak  hanya  d idapat  lewat  panca  indra  semata ,  tetapi  ada  

sumber  yang  lain ,  dari  dalam  dirinya  sendiri  yakni  suara  hati.  Malahan 

sumber  infomasi  yang  disebut  terakhir  akan  menyaring  dan  memilah 

informasi yang didapat dari panca indra . 

Substansi  dari  kecerdasan  emosional  adalah  kemampuan 

merasakan  dan memahami  un tuk  kemudian  disikapi secara  manusiawi . 

Orang  yang  EQ - nya  baik , dap at  memahami perasaan orang  lain ,  dapat 

membaca  yang  tersurat  dan  yang  tersirat ,  dapat  menangk ap  bahasa 

verbal  dan  non  verbal .  Semua pemahaman  tersebut  akan  menuntunnya 

agar  bersikap  sesuai  dengan  kebutuhan  dan  tuntutan  lingkungannya 

Dapat  dimengert i  kenapa  orang  yang  EQ - nya  baik ,  sekaligu s  kehidupan 

sosialnya  juga  baik .  Lain  tidak  karena  orang  tersebut  dapat  merespon 

tuntutan lingkungannya dengan tepat .  

Di  samping  itu ,  kecerdasan  emosional  mengajarkan  tentang5.  Hadis Rasulullah SAW menyatakan bahwa di dalam tubuh manusia 

ada segumpal daging, bila ia baik baiklah seluruh tubuh , dan bila ia 

rusak , rusak pulalah seluruh tubuh. Segumpal daging itu adalah hati. 

6.  Hadis Rasulullah SAW menyatakan bahwa bila manusia berbuat 

dosa  tumbuhlah  bintik-bintik  hitam  di  hatinya.  Bila  dosanya 

bertambah,  maka  bertambah  pulalah  bintik-bintik  hitam  tersebut, 

yang kadang kala sampai menutup seluruh hatinya. 

Mengacu kepada ayat dan hadis di atas dapat disimpulkan bahwa 

EQ  berkaitan  erat  dengan  kehidupan  keagamaan  .  Apabila  petunjuk 

agama  dijadikan  panduan  kehidupan,  maka  akan  berdampak  positif 

terhadap kecerdasan emosional . Begitu pula sebaliknya. 

Kecerdasan  spiritual  adalah  kecerdasan  untuk  menghadapi 

persoalan  makna  atau  value,  yakni  kecerdasan  untuk  menempatkan 

perilaku  dan  hidup  dalam  konteks  makna  yang  lebih  luas.  Kecerdasan 

untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna 

dibanding  dengan  yang  lain.  Dapat  juga  dikatakan  bahwa  kecerdasan 

spiritual merupakan kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap 

setiap  perilaku  dan  kegiatan,  melalui  langkah-  langkah  dan  pemikiran 

yang bersifat fitrah dalam upaya menggapai kualitas hanif dan ikhlas5.  SQ 

adalah  suara  hati  Ilahiyah  yang  memotivasi  seseorang  untuk  be rbuat 

atau tidak berbuat  .  

Kalau EQ berpusat di hati, maka SQ  berpusat pada "hati nurani" 

(Fuad/dhamir).  Kebenaran  suara  fuad  tidak  perlu  diragukan  Sejak  awal 

kejadiannya,  "fuad"  telah  tunduk  kepada  perjanjian  ketuhanan  " 

Bukankah Aku ini Tuhanmu ?" Mereka menjawab :" Betul (Engkau Tuhan 

kami ), kami bersaksi "( al-A'raaf,7:172  ). Di samping itu, secara eksplisit 

Allah  SWT  menyatakan  bahwa  penciptaan  Fuad/  al- idah  selaku 

komponen utama manusia terjadi pada saat manusia masih dalam rahim 

ibunya  (al-Sajadah,32:9).  Tentunya  ada  makna  yang  tersirat  di  balik 

informasi  Allah  tentang  saat  penciptaan  fuad  karena  Sang  Pencipta  tidak 

memberikan  informasi  yang  sama  tentang  waktu  penciptaan  akal  dan 

qalbu.  Isyarat  yang  dapat  ditangkap  dari  perbedaan  tersebut  adalah 

bahwa kebenaran suara fuad jauh melampaui kebenaran suara akal dan 

qalbu .saling  membutuhkan  dan  melengkapi  .  Namun  kalau  akan  dibedakan  , 

maka  SQ  merupakan  "Prima  Causa  "  dari  IQ  dan  EQ.  SQ  mengajarkan 

interaksi manusia dengan al-Khalik , sementara IQ dan EQ mengajarkan 

interaksi manusia dengan dirinya dan alam di sekitarnya. Tanpa ketiganya 

bekerja  proporsional,  maka  manusia  tidak  akan  dapat  menggapai 

statusnya sebagai "Khalifah" di muka bumi. 

Oleh karena Islam memberikan penekanan yang sama terhadap " 

hablun  min  Allah  "  dan  "hablun  min  al-naas  ",  maka  dapat  diyakini 

bahwa  keseimbangan  IQ,  EQ  dan  SQ  merupakan  substansi  dari  ajaran 

Islam. Jika selama ini orang Islam sadar atau tidak, turut mengagungkan 

dan  memberi  penekanan  terhadap  pendidikan  akal  dengan 

mengenyampingkan  pendidikan  hati  dan  hati  nurani  berarti  orang 

Islam telah mengabaikan semangat dan ajaran agamanya. Kondisi yang 

tidak  ideal  tersebut  sudah  waktunya  diakhiri  ,  dengan  memberikan 

pendidikan dan kepedulian yang sama terhadap IQ, EQ dan SQ  .
Wallah 'alamu bi al-shawab 

 

                                                 
1 A. Winarno dan Tri Saksono, Kecerdasan Emosional, Jakarta, LAN, 2001, hal. 4. 
2 Ibid, hal. 8 
3  Ary Ginanjar Agustian, ESQ ,  Jakarta, Penerbit Arga, 2002, Cet. 7, hal. xliii  
4  Daniel Goleman,  Working with Emotional Intelligence, (New York : Bantam Books, 1999) 
hal. 13.  
5  Ary Ginanjar Agustian, ESQ, Op. cit., hal 57  
6  Taufik Bahaudin,  Brainware Management, Jakarta : PT Gramedia, 2000, cet. Kedua, hal. 
60 
7  Ary Ginanjar Agustia,  loc.cit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar